Bagian Dalam Titan: Tidak Ada Lautan Global, Studi Baru Dikonfirmasi

0
12

Penelitian terbaru meragukan teori lama tentang luasnya lautan bawah permukaan di bulan Saturnus, Titan. Data dari misi Cassini NASA, yang pernah ditafsirkan sebagai bukti adanya lautan air cair di seluruh dunia, kini menunjukkan adanya struktur interior yang lebih kompleks – kemungkinan berupa lapisan yang tebal dan berlumpur, bukan badan cair yang terbuka. Temuan ini menantang asumsi sebelumnya tentang dinamika internal Titan dan responsnya terhadap gaya gravitasi Saturnus.

Misi Cassini dan Temuan Awal

Selama hampir dua dekade, misi Cassini mengumpulkan data ekstensif tentang Saturnus dan bulan-bulannya. Analisis awal menunjukkan adanya lautan dalam di bawah cangkang es Titan, berdasarkan pengamatan deformasi bentuk bulan saat mengorbit Saturnus. Idenya adalah bahwa lautan cair akan memungkinkan kerak Titan lebih lentur akibat tarikan Saturnus. Namun, kesimpulan awal ini tidak sepenuhnya sejalan dengan sifat fisik yang diperoleh dari data.

Kuncinya: Waktu dan Viskositas

Terobosan ini datang dari pemeriksaan ulang waktu terjadinya perubahan bentuk Titan. Para peneliti yang dipimpin oleh Baptiste Journaux di Universitas Washington menemukan adanya jeda 15 jam antara tarikan gravitasi puncak Saturnus dan respons Titan. Penundaan ini menunjukkan adanya bagian dalam bulan yang sangat kental, yang berarti dibutuhkan energi yang signifikan untuk merusak bentuk bulan.

“Jumlah energi yang hilang di dalam Titan jauh lebih besar daripada perkiraan para peneliti dalam skenario lautan global.” – Dr. Flavio Petricca, Laboratorium Propulsi Jet NASA.

Tingkat disipasi energi ini tidak sesuai dengan lautan sederhana yang berisi cairan. Sebaliknya, model baru ini mengusulkan lapisan tebal dan cair yang mengandung air dan es di bawah tekanan yang sangat besar.

Mengapa Ini Penting

Titan memiliki keunikan di tata surya kita karena satu-satunya dunia selain Bumi yang diketahui memiliki cairan stabil di permukaannya. Namun, cairan ini bukanlah air; itu metana, karena suhu bulan yang sangat dingin sekitar -183°C (-297°F). Memahami struktur internal Titan sangat penting karena dapat memberikan pemahaman kita tentang evolusi planet dan potensi lingkungan bawah permukaan yang dapat menampung bahan kimia kompleks.

Temuan ini juga menyoroti pentingnya menyempurnakan model ilmiah ketika data baru muncul. Apa yang tadinya tampak seperti sebuah kasus yang jelas bagi lautan global, kini tampak jauh lebih beragam.

Model Baru: Lumpur, Bukan Lautan

Model yang direvisi menunjukkan bahwa lapisan air di Titan sangat tebal dan berada di bawah tekanan yang sangat besar sehingga perilaku air berbeda dibandingkan di Bumi. Konsistensinya yang cair menjelaskan keterlambatan deformasi yang diamati, namun tetap memungkinkan terjadinya perubahan bentuk pada tingkat tertentu akibat tarikan Saturnus. Penemuan ini secara signifikan mengubah persepsi komunitas ilmiah terhadap komposisi interior Titan.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature ini memberikan bukti kuat yang menentang hipotesis sebelumnya, sehingga membuka jalan baru untuk penelitian mengenai dinamika internal bulan yang kompleks.

Temuan-temuan ini menggarisbawahi bahwa teori-teori yang tampaknya sudah mapan sekalipun harus ditinjau kembali seiring dengan munculnya bukti-bukti baru. Interior Titan tetap menjadi bidang studi yang dinamis dan menarik.